Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis (SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
Pendekatan-pendekatan kelokasian atau lebih dikenal dengan istilah pendekatan keruangan/spasial sangat penting di dalam melakukan analisis-analisis fenomena yang terjadi di bumi ini, baik itu yang sifatnya fisik maupun yang bersifat sosial kemasyarakatan seperti ekonomi, politik, lingkungan, budaya, dsb. Karena jika fenomena itu bisa ditangkap informasinya secara utuh berikut lokasi dan polanya, hal tersebut bisa membantu dalam menyelesaikan atau mencari solusi dari permasalahan terkait muka bumi.
Tentunya untuk mendapatkan informasi yang utuh tersebut diperlukan satu metode yang tepat dan akurat. Antara lain metode itu adalah pemetaan, yang bisa menggambarkan obyek-obyek di muka bumi ini ke dalam media yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Namun pemetaan saja belumlah cukup, data-data atau informasi lainnya pun (yang terkait) perlu digambarkan atau tersaji secara lokasional pula. Sehingga peta dan data (database) nya perlu dihubungkan dengan alat yang tepat. Alat tersebut adalah GIS atau Geographical Information System yang dalam bahasa Indonesia berarti SIG atau Sistem Informasi Geografis. GIS ini merupakan teknik berbasis komputer untuk memasukan, mengolah, dan menganalisis data-data obyek permukaan bumi dalam bentuk grafis, koordinat, dan database; di mana hasilnya bisa menggambarkan sebuah fenomena keruangan (spasia) yang bisa digunakan sebagai basis informasi untuk pengambilan keputusan di berbagai bidang.
| Seputar Sistem Informasi Geografis Educational Geographic - Edisi I Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dalam melakukan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu muncul permasalahan pendidikan, dan permasalahan tersebut harus dilihat secara komprehensif, oleh karena itu diperlukan suatu kebijakan pendidikan yang komprehensif dan bersifat multidimensi. |
| Seputar Sistem Informasi Geografis Educational Geographic - Edisi II “Geography is an integrative discipline that brings together the physical and human dimensions of the world in the study of people, places, and environments” |
== Sejarah pengembangan == 35000 tahun yang lalu, di dinding gua [[Lascaux]], [[Perancis]], para pemburu [[Cro-Magnon]] menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database [[atribut]]. Pada tahun [[1700-an]] teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus. Awal [[abad ke-20]] memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (''layer''). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian [[senjata nuklir]] membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun [[1960-an]]. Tahun [[1967]] merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di [[Ottawa, Ontario]] oleh [[Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya (Kanada)|Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya]]. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (''Canadian GIS'' - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - ''Canadian land Inventory'') - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. [[Berkas:GvSIG - GIS.jpg|thumb|right|250px|GIS dengan [[gvSIG]].]] CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (''overlay''), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (''digitizing/scanning''), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai ''arc'' yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG". CGIS bertahan sampai tahun [[1970-an]] dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti [[Intergraph]]. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti [[ESRI]], [[CARIS]], [[MapInfo]] dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun [[1980-an]] dan [[1990-an]] memacu lagi pertumbuhan SIG pada ''workstation'' [[UNIX]] dan [[PC|komputer pribadi]]. Pada akhir [[abad ke-20]], pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer. Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak [[Pelita]] ke-2 ketika [[LIPI]] mengundang [[UNESCO]] dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset. Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui [[kurikulum]] pendidikan [[geografi]] SIG dan [[penginderaan jauh]] telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program [[Diploma]] SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, [[Fakultas Geografi]], [[Universitas Gadjah Mada]], tahun [[1999]]. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan [[Kartografi]] dan [[Penginderaan Jauh]], [[Fakultas Geografi]], Universitas Gadjah Mada. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir disemua universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun matapelajaran.
Sumber :Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar